Saya Tak bisa Berhenti beronani.

Berawal dari pikiran, saya menemukan beberapa huruf. Seiring dengan berjalannya pikiran, kemudian saya merangkainya sebaik mungkin untuk menjadi sebuah Kata. Lalu, dan masih bersinergi dengan pikiran, Berangsur-angsur saya merapikan dan membentuknya agar menjadi sebuah kalimat.

Setelah kalimat itu terbentuk, dan untuk kesekian kalinya; pikiran saya membantu mengaitkannya antara kalimat dengan kalimat hingga menjadi sebuah paragraf.

Masih saja pikiran ini tak mau berhenti, ia masih saja membanti saya menyusun paragraf demi paragraf itu untuk menjadi satu lembar makna yang bermanfaat.

Sampai disini pun pikiran masih enggan berhenti. Ia kembali membantu saya, dari satu lembar itu- untuk menjadikannya beberapa lembar. Dari lembaran-lembaran itupun, pikiran ini masih membelenggu saya hingga menyuruh saya untuk menjadikannya sebuah buku.

Dalam rasaku. Mungkin, sampai tahap buku ini, Pikiran itu akan terhenti. Wow, tidak! kenyataannya, Sang Pikiran tak mau berhenti. Ia membentak saya agar menjadikannya beberapa tumpuk buku.

Lagi, rasaku berbisik. mungkin sampai disini dia akan terhenti. Wow, lagi2 dia tak mau berhenti. Ia, menyeret saya untuk menerbitkannya. Dan setelah dia menyeret saya untuk menerbitkan. dia masih ngomel dengan kehendak berikutnya; Ia mengomeli saya untuk...

Ah, saya tutup dan saya akhiri dengan Tidur saja. Sebab, pikiran ini takkan pernah berhenti, dan satu2nya jalan untuk menghentikannya, saya harus pergi tidur.