Saturday, October 20, 2012

Kutemukan Mutiara Ini Di Kompasiana

Sering saya mendapati dua mutiara atau lebih yang di mix menjadi satu dengan alur yang manis seperti 'mutiara' yang saya dapat dari teman di kompasiana, ini. http://filsafat.kompasiana.com/2012/09/28/mengapa-tuhan-tidak-sesuai-logika/


Judul asli dari artikel ini adalah
"Mengapa Tuhan Tidak Sesuai Logika?"

Ditulis oleh Mbak, Aria Prima Nurhidayah.


Inilah salah satu alasan saya mengatakan bahwa tuhan itu tidak sesuai logika. Inilah alasan mengapa saya bukanlah termasuk kaum beragama yang mensifati tuhan-tuhannya. Inilah alasan saya tidak percaya pada tuhan personal.
Pertama-tama, tolong dicatat pengertian dari ‘atheism itu sendiri. Atheism, tidak menolak ‘penciptaan’ semesta. Entah itu big bang, atau apapun itu. Akan tetapi, yang ditolak adalah tuhan personal, tuhan yang berkeinginan sehingga berkehendak menciptakan dunia dengan segala isinya beserta surga dan neraka.

Why i said so?

Adalah kausalitas yang tidak mungkin menyebabkan tuhan berkehendak. Kehendak adalah sesuatu yang diakibatkan sebuah niat/ keinginan. Keinginan diakibatkan ketidaksempurnaan. Ketidaksempurnaandikarenakan sebuah kondisi bersyarat. Sebuah kondisi bersyarat adalah ketidak-kekalan. Ketidak-kekalan merupakan bukti bahwa tuhan personal tersebut pernah diciptakan. Atau setidaknya, masih dibawah hukum kasualitas itu sendiri.
Apakah penjelasan saya kurang jelas?

Bila tuhan adalah maha sempurna, maka dia tidak akan menginginkan apapun juga. akibatnya dia tidak akan memiliki kehendak apapun. Tuhan yang memiliki kehendak mengindikasikan sebuah niat di dalam ‘pikirannya’. Mengindikasikan sebuah keinginan. Mengapa sesuatu yang sempurna masih menginginkan sesuatu? Therefore, tuhan pastilah tidak sempurna.

Lalu mengapa sesuatu menjadi tidak sempurna? Adalah kondisi bersyarat alias ketergantungan. Seperti anda tergantung pada mata anda untuk melihat, seperti anda tergantung pada kulit anda untuk merasakan panas dan dingin. Sesuatu yang bersyarat alias ada dikarenakan alat2 tertentu pastilah mencapai limit tertentu. Inilah yang saya maksudkan, ketidaksempurnaan diakibatkan oleh kondisi bersyarat, karena sifat2 yang dimiliki tergantung pada gantungannya.

Lalu bagaima dengan kondisi bersyarat yang merupakan indikasi ketidakkekalan?
Saya akan mengatakan bahwa tuhan demikian merupakan tuhan yang pernah dilahirkan. Tuhan demikian hanya ada bila syaratnya masih ada. Oleh karenanya dia bukanlah tuhan yang sesungguhnya. Kalaupun tuhan demikian menciptakan kita (yang mana bisa dibantah dengan argumen lain), dia bukanlah tuhan yang paling tinggi. Analog dengan penciptaan robot. Dengan menciptakan robot, kita bukanlah tuhan, rite? Jadi siapakah tuhan yang sebenarnya?

Tuhan. . .

Kadang, ketika seseorang bertanya pada saya, ‘apakah anda percaya tuhan?’ saya menggunakan asumsi umum bahwa yang dimaksud olehnya adalah tuhan personal. Sehingga, saya akan menjawab, ‘tidak.’
Tetapi pemahaman saya, terhadap tuhan, lebih jauh dari sekedar penyangkalan pada tuhan personal. I dohave kok. Cuma saya tidak mengatakannya secara sembarangan dikarenakan definisi tuhan yang benar-benar membingungkan. Siapakah tuhan itu?
Dia adalah yang tak pernah dilahirkan, tak pernah berkehendak dengan nafsu keinginan . . . dia tidak terikat apapun dan dia maha sempurna.
Dia tidak menjawab doamu, dia tidak menyediakan surga dan neraka, dia tidak membenci dan menyayangi kaum tertentu . . . Dia adalah keberadaan yang akan selalu ada dan meniadakan ketidakberadaan..

Lalu,
Apakah dengan demikian saya seorang theist? Bila ada yang masih berpikir demikian, maka anda, saya pastikan gagal memahami maksud tulisan ini.
Terimakasih. Silahkan koreksi bila ada yang mengganjal. ^_^!
——————————————————-
tanggapan bapak ar kus
———————————————————
Tidak mudah mempersepsi apa itu tuhan. Sejak zaman dahulu kala manusia telah berusaha mempersepsi tuhan dalam berbagai bentuk, dahulu binatang, fenomena alam, planet, bintang, makhluk imajinasi dianggap sebagai tuhan.

Tapi, sampai saat ini konsep-konsep tersebut selalumemiliki sisi lemah, alih-alih menjelaskan apa itu tuhan, justru malah menjelaskan bahwa yang disebut tuhan tersebut adalah bukan tuhan. Apa Tuhan itu, belum ada yang tahu. TAPI apa yang BUKAN Tuhan, kita bisa mengetahuinya.
Konsep-konsep tuhan saat ini sudah tidak memuaskan lagi, paradoksal, dan tidak logis.
Tuhan tidak mungkin berupa binatang, fenomena alam, planet, bintang, atau makhluk imajinasi yang disebut dewa-dewa atau entitas bernama tuhan personal. Tuhan bisa dijelaskan secara logika, yang tidak bisa dijelaskan adalah bahwa Tuhan itu ada.

Sebab ketika kita mengatakan bahwa tuhan itu ADA dan mahasempurna, maka kita telah membatasinya dalam kata ‘mahasempurna’. Kita telah memenjarakannya dalam penjara kata, dan membiarkannya membusuk di sana dalam kemahasempurnaannya.
Kita tidak tahu faktanya seperti apa tuhan itu, bisa jadi justru tuhan itu sangat jauh melebihi dari konsep yang termaktub dalam kata ‘mahasempurna’. So, ketika kita membatasi tuhan, mendefinisikan tuhan, menjelaskan esensi tuhan, maka saat itulah kita sedang membatasi tuhan.
Apa Tuhan itu ada atau tidak, sepenuhnya masalah lain lagi. Bahkan jika adapun, tidak akan pernah bisa dimengerti manusia. Tapi ketika kita menyebut tuhanitu tidak ada, maka ketiadaan tersebut menjadi tidakterbatas.

Contoh, tujuan tertinggi kehidupan dalam Budhis adalah mencapai nibbana/nirwana, nirwana banyak yang mengartikannya sebagai surga, padahal bukan, coba perhatikan dengan kata nirlaba = nol laba, nirwana adalah ketiadaan dan ketiadaan adalah tak terbatas.
Satu hal saja bahwa Tuhan personal itu hanya imajinasi, tidak ada itu. Tidak ada entitas super yangmengawasi kita, menjawab doa-doa, memberi pahaladan surga, atau meminta disembah. Sangat tidak masuk akal jika Tuhan seperti halnya raja la’lim yangsenang dipuji dan marah jika dicueki, apalagi menghukum orang dalam neraka selama-lama-lama-lama-lamanya. Tuhan seperti itu tidak layak disebut Tuhan. Jikapun ada dia harus segera masuk rumah sakit …..

Semua tuhan adalah ciptaan manusia. Contoh, mengapa konsep tuhan dalam tiap agama berbeda-beda, bahkan dalam satu agamapun berbeda-beda, bahkan lagi dalam pikiran setiap orang juga berbeda? Tiada lain karena konsep Tuhan adalah hasil imajinasi manusia, dan imajinasi masing-masingorang berbeda-beda. Selain itu, harapan dan ketakutan tiap orang juga berbeda-beda, sehingga persepsi tentang tuhan pun berbeda.

Catatan saja, bahwa semua uraian di atas adalah hanya persepsiku semata, tidak menjelaskan ADA-TIDAK-nya tuhan sebabnya aku tidak pernah bertemu dengan tuhan. Maaf!

Akhirul kata, saya hanya bisa spechless :|


0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © . tipstrickxxx - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger